Meneladani Kedermawanan Khalifah Utsman bin Affan
Abdurrahman bin Khabbab meriwayatkan, aku
menyaksikan Rasulullah menghimbau umat Islam untuk menyiapkan pasukan pada saat
susah. Maka Utsman berkata, “Wahai Rasulullah, aku bersedia menyiapkan 100 ekor
unta beserta makanannya sebagai infak fi sabilillah,” Setelah itu beliau juga
mengumumkan kepada umat Islam untuk menyiapkan pasukan perang. Maka Utsman
kembali berkata, “Wahai Rasulullah, aku infakkan 200 ekor unta beserta
makanannya.” Lalu Rasulullah turun dari untanya dan berkata, “Tak merugikan
sedikit pun bagi Utsman apa yang telah dikerjakannya setelah hari ini.”
Kedermawanan Utsman juga dikemukakan dalam hadis, Turmudzi meriwayatkan dari
Anas, juga Hakim dari Abdurrahman bin Samurah bahwa saat menyiapkan tentara
pada waktu susah, Utsman mendatangi Rasulullah sambil membawa 1000 dinar. Lalu
Rasulullah membolak-balik uang yang dihamparkan di kamarnya seraya bertutur dua
kali, tidaklah membahayakan bagi Utsman apa yang ia kerjakan hari ini.
Kedermawanan Khalifah Utsman lebih menonjol
dibanding sahabatsahabat lainnya. Islam sangat terbantu dengan karakter Utsman,
terlebih lagi pada saat-saat pertama Islam berkembang di Jazirah Arabia.
Karakter ini perlu ditiru oleh umat manusia, khususnya para pemimpin Indonesia
baik di tingkat eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Mengapa demikian?
Karena sebenarnya negara kita Indonesia bukanlah negara miskin. Indonesia
sangat kaya akan sumber daya alam, tetapi penduduknya masih banyak yang miskin.
Meneladani para khalifah Islam, berarti seharusnya kita memilih pemimpin yang
sederhana, mampu mensejahterakan rakyat, dan hal itu bisa dilakukan dengan memilih
pemimpin yang bersih, jauh dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Post a Comment