Pengaruh Peradaban Islam Di Eropa
Islam berkuasa di Spanyol
lebih dari tujuh abad. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya
membawa Eropa, dan kemudian dunia, kepada kemajuan yang lebih kompleks. Setelah
berakhirnya periode klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran,
Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat
dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan
Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi. Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berutang
budi kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang pada masa klasik.
Walaupun banyak saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi Eropa, seperti
Sicilia dan Perang Salib, tetapi saluran yang terpenting adalah Spanyol Islam.
Orang-orang Eropa menyaksikan
kenyataan bahwa Spanyol di bawah kekuasaan Islam jauh lebih maju meninggalkan
negara-negara tetangganya di Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains
disamping bangunan fisik. Pemikir dan filosof Islam Ibn Rusyd (1120-1198 M)
sangat gigih melepaskan dari belenggu taqlid dan menganjurkan kebebasan
berpikir. Ia mengulas pemikiran Aristoteles dengan cara yang memikat minat
semua orang yang berpikiran bebas. Pengaruhnya cukup besar di Eropa, hingga di
Eropa timbul gerakan Averroeisme (Ibn Rusydisme) yang menuntut kebebasan
berpikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan
Averroeisme ini.
Berawal dari gerakan
Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan
rasionalisme pada abad ke-17 M. Buku-buku Ibn Rusyd dicetak di Venessia tahun
1481, 1482, 1483, 1489, dan 1500 M. Bahkan edisi lengkapnya terbit pada tahun
1553 dan 1557 M. Karya-karyanya juga diterbitkan pada abad ke-16 M di beberapa
tempat seperti Napoli, Bologna, Lyonms, dan Strasbourg, dan di awal abad ke 17
M di Jenewa. Pengaruh peradaban Islam, termasuk di dalamnya pemikiran Ibn
Rusyd, ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar
di universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordoba, Seville,
Malaga, Granada, dan Salamanca. Mereka bukan hanya belajar menuntut ilmu,
tetapi juga sangat aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan muslim.
Pusat penerjemahan buku adalah Toledo. Setelah pulang ke negerinya, mereka
mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas di Eropa adalah
Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M, tiga puluh tahun setelah
wafatnya Ibn Rusyd. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah
universitas. Di universitas-universitas itu, ilmu yang mereka peroleh dari
universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti,
dan filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran
al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Rusyd.
Post a Comment