Wali Songo dan Islamisasi
Proses islamisasi di Indonesia tak lepas dari peran walisongo, khususnya di Jawa. Penyebaran agama Islam di Jawa tersebut terjadi pada waktu kerajaan Majapahit runtuh disusul kemudian dengan berdirinya kerajaan Demak. Era tersebut merupakan masa peralihan kehidupan agama, politik, dan seni budaya. Di kalangan tingkat penganut agama Islam di tingkat atas terdapat sekelompok pemuka agama dengan sebutan Wali. Zaman itu pun dikenal sebagai zaman kewalen. Para wali tersebut dalam tradisi Jawa dikenal sebagai "Wali Songo", yang merupakan lanjutan konsep pantheon dewa Hindu yang jumlahnya Juga sembilan orang.
Wali Songo secara sederhana artinya sembilan orang yang telah mencapai tingkat wali, suatu derajat tingkat tinggi yang mampu mengawal babahan hawa sanga (mengawal sembilan lubang dalam diri manusia), sehingga memiliki peringkat wali. Para wali tidak hidup secara bersamaan. Namun satu sama lain memiliki keterkaitan yang sangat erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid. Berikut adalah sejarah walisongo dan pendekatan dakwah yang mereka lakukan dalam proses islamisasi.
- Maulana Malik Ibrahim (w. 1419 M)
- Sunan Ampel (w. 1491 M)
- Sunan Bonang (w. 1525 M)
- Sunan Drajat (w. 1522 M)
- Sunan Giri (w. 1506 M)
- Sunan Kali Jaga (w. 1586 M)
- Sunan Kudus (w. 1550 M)
- Sunan Muria (w. 1551 M)
- Sunan Gunung Jati (w. 1568 M)
Gambar hanya Ilustrasi |
Post a Comment