Meneladani Ketekunan Ulama dalam Mengembangkan Ilmu Pengetahuan
Kedudukan ulama dalam Islam menempati
posisi yang sangat tinggi. Islam menempatkan ulama pada derajat mulia bukan
tanpa alasan, sebab di tangan merekalah keberadaan umat dan agama
dipertaruhkan. Menyadari tugas yang diemban sangat penting, maka para ulama
pada masa tabi'in telah menempatkan posisi mereka pada tempat yang
sesungguhnya. Mereka sangat intensif mencari, menelaah, mengkaji, dan
mengembangkan ilmu agama Islam.
Kerja keras dan kesungguhan para ulama
dapat dilihat pada pribadi Said ibn al-Musayyab (w. 94 H/712 M). Untuk mencari
sebuah hadis, ia mengadakan perjalanan siang-malam. Aktivitas yang sama juga
dilakukan oleh Sufyan as-Saury (w. 161 H/ 778 M), Muhammad ibn Sirin (w. 110 H/
729 M). Muhammad ibn Muslim ibn Shihab az-Zuhri (w. 124 H/ 742 M) mendiktekan
400 Hadis kepada anak Khalifah Hisyam ibn Abdul Malik. Tidak lama kemudian
catatan hasil diktean tersebut hilang, kemudian Hisyam meminta untuk didiktekan
kembali. Permintaan itu dipenuhi oleh az-Zuhri. Tidak lama kemudian catatan
yang hilang tersebut ketemu lagi. Kedua catatan tersebut dicocokkan kembali dan
hasilnya sama persis. Bukti-bukti di atas menunjukkan kesungguhan,
kehati-hatian dan ketajaman ingatan para tabi‘in dalam kegiatan mengkaji,
mencari, dan mengembangkan ilmu hadis, yang merupakan pilar kedua dalam Islam,
setelah Al-Qur'an. Karena itu, sebagai umat Islam sudah seharusnya meneladani
dari kegiatan para ulama dalam rangka mengembangkan agama dan umat Islam pada
masa kini dan masa mendatang.
Post a Comment